Jumat, 17 Januari 2014


Dokumentasi Pratikum Pengenalan Jenis Kayu 





































Bahan contoh kayu untuk pratikum menggunakan bahan contoh jenis kayu dari  Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah II Medan

Selasa, 14 Januari 2014

DENDROLOGY

DENDROLOGY
Panduan Pengenalan Pohon Hutan
Bagian 2
Penampilan Morfologi Pepagan Luar Batang Pohon

Penampilan Pepagan Luar Batang Pohon
pepagan bagian luar merupakan suatu penampakan/rupa dari suatu pohon lebih spesifiknya batang pohon yang dapat dilihat secara kasat mata tanpa melakukan suatu perlakuan khusus pada pohon. Pada umumnya cara pengenalan pohon yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa melakukan perlakuan yang rumit adalah dengan mengidentifikasi keadaan (pepagan) luar dan keadaan dalam suatu pohon khususnya batang pohon. untuk melakukan identifikasi pepagan luar pohon dapat dilakukan dengan langsung melihat dan menganalisa keadaan luar suatu batang pohon kemudian dicocokan dengan kunci determinasi, buku rujukan ataupun dengan menanyakan kepada ahli pengenal pohon mengenai jenis keadaan batang pohon tersebut untuk dapat mengetahui jenis family, marga dan spesies dari pohon tersebut.
adapun bentuk untuk menyatakan jenis-jenis pepagan luar suatu jenis pohon adalah sebagai berikut :

1. Berdamar, yaitu pada bagian terluar batang terlihat adanya damar yang keluar melalui kulit batang sebagai damar yang kemudian akan mengering dan mengkristal. adapun yang dimaksud dengan damar adalah suatu bentuk resin yang lunak dan ketika keluar dari dalam batang pohon akan membentuk kristal. contoh dari pohon-pohon dari famity Dipterocarpaceae, seperti dari  marga Dipterocarpus spesies Dipterocarpus borneensis (Keruing), pohon family Araucariaceae, marga Agathis spesies Agathis loranthifollia dan pohon dari family Burseraceae, marga Canarium spesies Canarium commune (Kenari). Merupakan pohon-pohon yang memiliki jenis pepagan luar berdamar.
2. Licin, yaitu apabila keadaan/pepagan luar tidak memiliki bentuk tertentu seperti beralur dalam arti pepagan luar tersebut bersifat rata sehingga cenderung licin. contoh pohon dengan keadaan pepagan seperti ini adalah pohon Vatica resak family Dipterocarpaceae, pohon kempas/ Koompassia excelsa family Caisalpiniodeae dan pohon pulai Alstonia schollaris family Apocynaceae.
3. Berlekah, yakni apabila pepagan luar seakan-akan membentuk alur sehingga kadangkala disebut beralur dan adapula yang membentuk huruf V atau sampan. (Uhaedi, et al 1998). Jenis-jenis pohon yang umumnya memiliki pepagan seperti ini adalah pohon-pohon dari marga Hopea dan Shorea family Dipterocarpaceae dan pohon marga Calophyllum family Guttiferae.
4. Bersisik, yakni apabila pepagan luarnya atau kulitnya terlepas dari kedudukannya lalu tergantung (menganga) dan menutupi bagian pepagan pohon yang belum terlepas dari kedudukannya  sehingga dari samping terlihat seperti sisik. contoh pohonnya adalah seperti pohon meranti balau atau Shorea laevis dari family Dipterocarpaceae.
5. Lepas Bekotak, yakni apabila pepagan luar lepas dengan bekas-bekas berbentuk seperti linkaran atau kotak, yang kadang kala masih melekat sebagian tampak seperti bersisik. contoh dari pohon dengan pepagan semacam ini adalah pohon Agathis borneensis family Araucariaceae. (Uhaedi, et al 1998).
6. Berpuru, yakni apabila pada pepagan luar terdapat lentisel (sel gabus) besar-besar seperti pada pohon Parartocarpus bracteatus family Moraceae dan pohon Sindur marga Sindora spp dijumpai lentisel kecil-kecil.
7. Bergelang dan bergaris melintang, umumnya dijumpai pada pohon resak (Vatica spp) dan pohon sindur (Sindora spp) (Uhaedi, et al 1998).
8. Berduri yakni, pada batang pohon terdapat duri-duri seperti pada pohon randu hutan ( Bombax valetonii ) family Bombacaceae.
9. Mengelupas, yakni apabila pepagan luar mengelupas memanjang, yang kadang-kadang mulai dari dahan pertama hingga ke pangkal batang. misalanya pada pohon pelawan marga Tristaniopsis spp dan pohon ekaliptus marga Eucalyptus spp dari suku Myrtaceae. (Uhaedi, et al 1998).
10. Retak-retak, yakni apabila pepagan luar pecah-pecah atau retak-retak kecil seperti pada pohon meranti rambai (Shorea acuminata) atau pohon bakau marga Rhizosphora spp dari suku Rhizosphoceae. (Uhaedi, et al 1998)




sebagian besar dari tulisan ini mengambil rujukan dan kutipan  dari  :
Uhaedi Sutisna, Titi Kalima dan Purnadjaja, 1998 N. Wulijarni-Soetjipto dan Soekotjo (Penyunting) Pedoman Pengenalan Pohon Hutan Di Indonesia. Yayasan PROSEA, Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan, Bogor, 273 hal.

untuk itu saya berterima berterima kasih atas informasi yang begitu berharga dari sumber rujukan dan apabila ada kesalahan yang tentunya akibat ketidak sengajaan dan ketidak tahuan saya, saya sebelumnya meminta maaf. semoga berguna bagi pembaca. Nantikan tulisan saya selanjutnya.

Pengenalan Pohon, Bagian 1.

DENDROLOGY
Panduan Pengenalan Pohon Di Hutan Alam
Bagian 1
Penampilan Morfologi Pohon

a.  Pendahuluan

Dendrology (Dendron = pohon dan logos = ilmu) merupakan ilmu dasar dalam kehutanan yang mempelajari tentang pengenalan suatu jenis pohon tertentu berdasarkan karakreistik morfologi dan fisiologis pohon tersebut. Dendrology sebagai ilmu dasar kehutanan merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami atau setidaknya diketahui aspek pembahasannya oleh penekun bidang kehutanan, karena ilmu ini merupakan ilmu yang membahas pengenalan pohon yang dimana pohon merupakan objek utama dan mendasar yang dibahas dan dipelajari oleh para penekun bidang kehutanan.

      1. Klasifikasi tumbuhan
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Thallophyta (jamur-jamuran)
                          Bryophyta (lumut-lumutan)
                          Pteridophyta (paku-pakuan)
                          Spermatophyta (tumbuhan dan tanaman berkayu a.k.a pohon)
2. Klasifikasi pohon
Pohon merupakan tumbuhan/tanaman berkayu yang memiliki wujud batang dan tajuk yang jelas  untuk dibedakan dengan ketentuan tinggi minimal 2 m dan diameter 20 cm. pohon merupakan bagian dari divisi spermatophyte yaitu tumbuhan/tanaman yang secara alami berkembang biak dengan biji, baik yang memiliki maupun tidak memiliki mahkota bunga (Tantra, 1976).
Jenis-jenis pohon yang termasuk divisi spermatophyte, dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas Gymnospermae yang merupakan kelompok tumbuhan dan tanaman berbiji yang tidak memiliki mahkota bunga dan Angiospermae yaitu kelompok tumbuhan dan tanaman berbiji yang memiliki mahkota bunga.
Hirarki yang umumnya digunakan dalam mengklasifikasikan tumbuhan berkayu (pohon) adalah sebagai berikut :
·         Divisi (Divisio), berakhiran phyta, seperti spermatophyte.
·         Kelas (Class) berakhiran ae, seperti gymnospermae dan angiospermae.
·         Ordo/bangsa (Order) berakhiran ales, seperti Rosales.
·         Suku (Family) berakhiran ceae, seperti Dipterocarpaceae.
·         Marga (Genus) tanpa akhiran khusus, seperti Shorea sp dan Arthocarpus sp .
·         Jenis (Species), diawali nama marga kemudian diikuti petunjuk naman jenis. Seperti Shorea leprosula (meranti merah)

1.1 Pengenalan Pohon Melalui Sifat – Sifat Morfologi Pohon
1.1.1 Morfologi batang  
Morfologi bagian luar, berdasarkan penampilannya, bangun luar dapat meliputi sifat perawakan
secara umum, sifat bagian pangkal batang dan sifat pepagannya (kesan raba permukaann). 
Jenis jenis penampilan batang pohon hutan adala sebagai berikut : 
  •     Batang silindris, yakni batang yang tegak lurus, berbentuk silinder dan jika dipotong melintang akan memperlihatkan penampang yang bundar. Contonya pohon Agathis loranthifolia suku Araucariaceae, Canarium commune (kenari) dari suku Burseraceae dan pohon-pohon dari suku Dipterocarpaceae, Anacardiaceae, Anonaceae.
  •     Batang belekuk atau berbaling, pohon dengan parit-parit berbentuk cekungan pada permukaan batangnya seperti, sungkai (Peronema canescens) suku Verbenaceae dan Averrhoa carambola suku Oxalidaceae.
  •       Batang berongga hanya pohon marga Pertusadina sp marga Rubiaceae yang memiliki tipe batang seperti ini.
  •      Batang berbuncak yakni, batang dengan bekas-bekas tempelan bahan yang membentuk menebal. Seperti pulai (Alstonia scholaris) suku Apocynaceae dan ketapang (Terminalia catappa) suku Combretaceae.

           1.1.2 Morfologi Pangkal batang
Beberapa contoh penampilan pangkal batang pohon adalah sebagai berikut :
    Batang mulus, yakni pohon-pohon dengan pankal batang tidak memiliki banir. Banir sendiri merupakan  bentukperluasan pangkal batang utama pohon (sebagian batang dan sebagian akar). Contoh pohon jelutung  (Dyera costulata) suku Apocynaceae.
        Batang berbanir yang dibagi menjadi :
  •           Banir kuncup pada pohon kempas/mengeris (Koompassia excelsa) suku Caesalpiniodeae dan          meranti merah/tembaga (Shorea leprosula) suku Dipterocarpaceae.
  •           Banir kembang pada pohon keranji (Dialium indum) suku Caesalpiniodeae.
  •            Banir papan yakni banir pipih vertical seperti papan pembatas. Contoh ketapang (Terminallia             catappa) suku Combretaceae.
  •             Banir menjalar pada pohon merbau (Intsia bijuga) suku Caesalpiniodeae.
  •             Banir berjangkang pada pohon mengarawan (Hopea mangarawan) suku Dipterocarpaceae.
sebagian besar dari tulisan ini mengambil rujukan dan kutipan  dari  :
Uhaedi Sutisna, Titi Kalima dan Purnadjaja, 1998 N. Wulijarni-Soetjipto dan Soekotjo (Penyunting) Pedoman Pengenalan Pohon Hutan Di Indonesia. Yayasan PROSEA, Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan, Bogor, 273 hal.

untuk itu saya berterima berterima kasih atas informasi yang begitu berharga dari sumber rujukan dan apabila ada kesalahan yang tentunya akibat ketidak sengajaan dan ketidak tahuan saya, saya sebelumnya meminta maaf. semoga berguna bagi pembaca. Nantikan tulisan saya selanjutnya.